SEHAT ITU MAHAL

Siapa yg nggak tahu dgn Pavilliun Garuda RS Karyadi Semarang? Salah satu pavilliun mewah, kamar dengan fasilitas paling mewah dan istimewa, selalu menjadi prioritas utama siapapun yg ada di sana. Tapi, siapa yg menghuninya? Para pasien yg pastinya menderita penyakit. Pertanyaannya, apa yg mereka cari di sana? Semua orang pasti tahu jawabannya: sehat. Ya. sehat merupakan salah satu nikmat yang paling berharga.

Sehat itu mahal! Mengapa? Klo aku lihat orang-orang yg sakit, mereka mengeluarkan biaya berapapun harganya asalkan bisa sehat kembali. Harga obat dari ratusan hingga puluhan juta siap mereka keluarkan asalkan bisa merasakan udara segar, bergerak bebas, dan melakukan berbagai macam aktivitas yg tidak bisa mereka lakukan saat mereka sakit.

Aku baru melihat dari sudut pandang orang yg sakit. Gimana dgn sudut pandang orang yg sehat? Tentu saja mahal! Lho, kok bisa? Sekarang kita melihat di luaran sana, banyak sekali suplemen kesehatan (suplemen, makanan tambahan) yg di jual dan harganya pun bisa di bilang mahal. Gaya hidup sehat pun juga mahal. Berapa uang yg dibutuhkan untuk mengatur pola makanan kita tiap hari dgn pola makanan sehat, seperti mengendalikan karbohidrat dgn mengganti beras putih menjadi beras merah, pemenuhan protein tinggi dgn makan daging yg pas, susu protein (kita umumnya sangat kurang), penggunaan bahan  makanan organik, dan pola makanan sehat lainnya.

Selain itu juga, masih ada program kesehatan badan seperti fitness, aerobik, senam yoga, dan yg lainnya. Itu juga mengeluarkan uang dgn jumlah yg nggak sedikit juga. Nah, kalo gitu harus milih yg mana dulu ni? Membiarkan cara hidup yg udah kelewat nggak sehat terus sakit dan membeli obat berapapun harganya agar sehat, atau mengeluarkan uang dulu dgn pola makan sehat, hidup sehat, dan program kesehatan lain sebagai investasi kesehatan di masa datang?

Sebenarnya kenapa aku nulis kayak gini, karena semua yg telah aku tulis di atas adalah pengalaman hidup yg berharga dan perlu aku share agar semuanya tahu, kalau sakit itu mahal dan sehat itu mahal! Lalu pilih yg mana?

Sabtu (7/11) aku mulai untuk fitness (lagi) setelah vacuum 2 bulan. Kenapa berhenti 2 bulan? Yah, karena sakit juga. Ternyata orang fitness rutin selama 8 bulan pun bisa sakit, gimana dgn yg nggak pernah sama sekali? Memulai hal yg telah berhenti lama itu emang susah banget. Aku coba tadi lari jogging dari rumah ke tempat fitness yg kira-kira 0,5 kilometer (jalan naik turun) dan belum seperempat perjalanan pun udah ngos-ngosan. Hah! padahal dulu full satu jalan bisa laris terus, napa ini nggak? Itulah, kalau udah berhenti ya gini.

Setelah sampai disana, aku mulai dari latihan trisep, abs, dan chest dgn beban yg kecil (sangat kecil). Dan latihan itu pun hanya 1 jam dan udah nggak kuat lagi. Huaaah! Luar biasa rasanya. Selesai fitness pun lalu ke tempat kasir dan membayar member untuk 1 bulan dgn harga Rp 50.000,-. Apakah itu angka yg sedikit? Tentu tidak.

Sambil berjalan pulang dari tempat fitness ke rumah (perjalanan yg panjang saat itu menurutku) mulai berpikir, menimbang-nimbang, dan memperhitungkan. Apa yg aku dapet kalo fitness rutin selama bertahun-tahun? Apa ada gunanya untuk masa mendatang? Lalu, apa yg aku dapet kalo hidup biasa-biasa aja tanpa fitness untuk masa mendatang? Memang masa depan manusia tak bisa ditentukan dari sekarang. Entah besok kita mati atau masih diberi kesempatan untuk hidup lebih lama. Tapi satu hal yg bisa aku temukan adalah manusia harus berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yg terbaik yg bisa mereka lakukan. Setidaknya aku melakukan fitness untuk investasi kesehatan di masa depan. Entah besok mati atau gimana terserah, yg pasti lakukan yg terbaik. Lebih baik tua sehat daripada tua sakit-sakitan kan?

Info aja ni. Apakah kalian tau, kalau dulu pun Rosululloh saw merupakan salah satu manusia paling sehat di dunia? Beliau hanya sakit 2 kali, aku ulangi lagi, 2 kali! Saat beliau mendapat wahyu pertama melalui perantara malaikat Jibril, sepulangnya beliau sakit. Yang kedua adalah saat beliau sakit sebelum meninggal. Kalau mau sehat ala nabi, ikutin aja sunah-sunah Rosululloh saw. Iya kan?
0 Responses

Posting Komentar

abcs