Sebuah buku yg aku beli hari Rabu lalu (4/11) memberikan inspirasi hidup dan akhirnya tergoda untuk membagikan di blog ini. Sebuah kisah yang terkenal dalam dunia pedamba cinta dan pahlawan pada zaman jahiliyah. Sebuah kisah yg tercatat dalam kitab "Furson Minat Tarikh" (Para Pahlawan dalam Sejarah) karya Ahmad Khalil Juma'ah.
----------------------------------------------------
Dikisahkan ada seorang laki-laki kuat dan perkasa yang melebihi laki-laki lainnya. Dia bernama Antarah. Diantara hal terbesar yang ia lakukan adalah keberaniannya maju ke medan perang yang dahsyat mempertaruhkan jiwa dan raga hingga berhasil menawan tentara musuh. Ia juga banyak berperan dalam menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi kaumnya. Satu sisi Antarah adalah seorang pujangga yang mahir dalam melantunkan puisi-puisi bertemakan peperangan dan kepahlawanan. Di sisi yang lain, ia adalah seorang pujangga cinta yang termahsyur.
Antarah sangat mencintai Ablah, ia telah berjuang dan berperang di jalan cintanya. Cintanya kepada sang kekasih adalah cinta yang suci murni, mencerminkan jiwanya yang tulus dan sungguh-sungguh, di dalamnya bersemayam pula cita-cita dan harapan. Ia sering melukiskan perasaan cinta di dalam jiwanya dan diungkapkan melalui perasaan dan emosinya, sehingga seluruh untaian kata-katanya berisi harapan, mimpi, dan angan-angan tentang Ablah.
Cintanya Antarah kepada Ablah mempermainkan hatinya. Cintanya telah menembus dinding-dinding hatinya. Antarah adalah seorang pujangga dengan bait-bait puisi yang halus nan lembut. Bisikan lembut nada suara perihal cintanya kepada Ablah senantiasa mengiringi langkahnya dalam setiap momen-momen kehidupan. Cinta Antarah adalah motivator sekaligus pelecut semangat keberaniannya. Antarah senantiasa teringat kekasih pujaan hatinya, walau di tengah-tengah berkecamuknya peperangan sekalipun. Yang semuanya teruntai melalui puisinya,
Aku teringat dirimu sementara tombak-tombak laksana unta-unta lapar yang hendak memangsaku dan pedang-pedang terhunus untuk mengalirkan darahku dengan suka cita.
Dengan suka cita akan kuhadapi pedang-pedang itu karena ia berkilau Laksana kilauan gigi-gigi manismu di saat engkau tersenyum.
Antarah terus saja bersyair dan berdendang tentang Ablah sepanjang hidup hingga akhir hayatnya. Sebuah syair kerinduan sang pendamba cinta.
----------------------------------------------------
Setelah membaca kisah itu, aku mulai merenung, memikirkan makna dari kisah itu. Muncul banyak pertanyaan dalam otak ini,
"Apakah kini ada seorang manusia yg mempunyai rasa cinta seperti itu?"
"Kalaupun ada, untuk siapa rasa cinta sebesar itu?"
"Apa bisa aku mempunyai rasa cinta seindah itu?"
"Untuk siapa aku bisa membagi rasa cinta sekuat itu?"
Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul dan nggak mungkin ditulis satu persatu. Namun ada satu kesimpulan yg bisa aku ambil. Kalau dilihat dari kisah ini, kisah ini ada pada zaman jahiliyah dimana yg namanya agama (Islam) pun belum dikenal. Manusia pada masa itu seperti terombang-ambing di dunia, tidak ada pegangan atau pedoman hidup.
Lalu muncul pertanyaan baru lagi,
"Bagaimana kalau rasa cinta itu arahkan ke Sang Pencipta, Allah SWT?"
Subhanalloh... Luar biasa sekali ya! Saat itu juga hati ini rasanya bergetar setelah memikirkan pertanyaan itu. Aku langsung teringat pengajian beberapa waktu yg lalu,
"Pada di dunia akhirat nanti, semuanya yang ada di dunia ini akan kembali ke apa yang mereka cintai. Kalau manusia benar-benar dan sungguh-sungguh mencintai Alloh dengan sepenuh hati, mereka akan kembali kepada-Nya. Kalau mereka mencintai dunia dan seisinya (harta, kekuasaan, wanita), sesungguhnya mereka telah disesatkan oleh setan laknatulloh dan mereka akan kembali padanya (setan dan rumahnya, neraka)."
Hmm... Mulai sekarang harus bisa memfilter rasa cinta di dalam hati nih. Jangan sampai rasa cinta ini terbagi-bagi oleh hal-hal yg nggak penting atau pun cinta semu yg datang silih berganti. Kalau teman ku pernah bilang,
"Hei rip, lo udah bener-bener sayang sama bokap nyokap lo blm? Jangan sampe lo melebihi rasa sayang lo sama yg lain!"
Temen yg satu ini emang rada emosional. Tapi bener juga, apa kita udah bisa bener-bener sayang sama ortu kita? Apa kita udah bisa membalas semua pemberian mereka? Inget kawan, doa Ibu itu selalu didengar oleh Alloh dan selalu dikabulkan doanya. Jadi, apa kita udah bisa memanage cinta kita?


makasih atas infonya, dan jangan lupa kunjungi website resmi kami http://bit.ly/2Nt4N9P