Sistem Kebut Semalam Itu Kuno (Trik Belajar Cerdas): Wajib Baca Untuk Para Pembelajar

Catatan ini ditujukan untuk para pelajar, mahasiswa, dan beberapa orang lainnya yang akan menghadapi ujian, entah itu ujian tertulis, ujian lisan, ujian skripsi, ujian semester, ujian nasional, dan ujian-ujian lainnya.

Ide penulisan ini aku dapet dari kawan dari STAN (Sekolah Akuntansi Negara) yang sekarang udah lulus. Dia memberitahu tips dan trik mahasiswa disana dalam proses mengahadapi ujian. Kalo aku liat, sepertinya trik ini cocok untuk semua kalangan yang akan "berperang" dengan kertas dan alat tulis ataupun ujian lisan. Aku ucapin terima kasih untuk kawan Birochi Puspo yang telah membagi ilmunya.

Pasti kita akrab dengan belajar SKS (sistem kebut semalam) yang menjadi andalan disaat kia belajar. Belajar suntuk sampai tengah malam, bahkan pagi hari sampe engga tidur. Atau dgn pola belajar yg matang, udah siap sebelum hari H berbekal ilmu dan hapalan yg udah di luar kepala.

Untuk kita yang udah akrab dengan pola SKS, sebaiknya cara itu harus mulai kita tinggalkan. Karena cara itu kurang efektif untuk ingatan jangka panjang. Dan untuk kita yang akrab beberapa jam sebelum ujian (misal ujian jam 8 pagi, kita belajar lagi pagi jam 7 atau beberapa menit sebelum ujian) sebaiknya juga tinggalkan, karena itu juga akan menghapus memori ilmu yang udah kita pelajari sebelum-sebelumnya.
----------------------------------------------
Lalu gimana caranya? Tolong baca dengan teliti dan resapi dengan baik-baik.

1. Sebelum belajar, sikat gigi dulu
Saat aku dikasi tahu temenku tentang trik pertama ini, bingung apa maksudnya. "Apa hubungannya sikat gigi dengan belajar?", itu benak saat itu. Dan bahkan sampai sekarang pun masih bingung apa hubungannya. Cuma kalo dilogika, sepertinya belajar dalam keadaan mulut segar itu terasa fresh dan otak terasa segar (gimana rasanya kalo kita sehabis sikat gigi, segar kan?). Perasaan yang segar akan mempermudah kita dalam proses belajar.





2. Berwudhu dan menjaga wudhu
Setelah diberi tahu trik pertama, trik kedua ini lebih indah lagi. Disaat kesegaran kita setelah sikat gigi + berwudhu, gimana rasanya? Subhanalloh... Luat biasa! Dan berusaha untuk menjaga wudhu, itu jangan lupa. Gimana kalo pas belajar tiba-tiba batal? Ya berwudhu lagi, dan berusaha untuk menjaganya. Sepertinya di trik ini kita juga belajar tentang menjaga konsentrasi dan niat dalam melakukan sesuatu.




3. Perbanyak melaksanakan solat sunnah (Dhuha, Rawatib, Tahajud, dll.)
Kalo langkah udah ga perlu dibahas panjang lebar lagi, Kita tahu kan kalo kewajiban solat cuma 5 kali, tapi kalo ditambah sunah-sunahnya + doa, luar biasa bukan? Yang pasti disaat ini kita harus banyak-banyak berdoa agar keinginan terkabul.




4. Setelah solat (fardhu ataupun sunnah) dibiasakan membaca Al-Qur’an
Nah, ini juga sunnah yg luar biasa sekali pahalanya. Sepertinya ini g perlu dibahas panjang lebar (karena aku juga sulit gmn menjelaskannya, takut kalo salah). Yang jelas, sunah dan kewajiban ga perlu dipertanyakan lagi.




5. Jangan bergadang, lebih baik tidur awal dan belajar solat malam
Untuk kita yaang spesialis SKS (Sistem Kebut Semalam), sebaiknya tinggalkan. Mata, badan, dan otak kita itu butuh istirahat. Efektif kita harus tidur jam 10 malam, bahkan ini jg sunah nabi dan sahabat. Untuk apa? Solat malam. Kita harus mulai belajar solat malam, salah satu sunah terindah yang amalannya luar biasa.




6. Perbanyak doa, terutama di waktu-waktu mustajab (1/3 malam, sujud terakhir, menunggu iqomat, dll.)
Untuk kita yang biasanya selesai solat (wajib atau sunah) jangan langsung beranjak, luangkan waktu untuk berdoa, terutama di waktu-waktu mustajab. Tau mustajab kan? Insya Alloh dikabulkan, amin...




7. Mohon doa dari orang tua dan teman-taman (pokoknya banyak orang)
Kapanpun dan dimanapun (kecuali di dalem WC ya, hehee) perbanyak doa. Jangan lupa juga kita harus meminta doa pada orang disekitar kita (orang tua, sodara, tetangga, sahabat, dll) sebanyak-banyaknya. Setiap bertemu orang, ngomong aja, "Minta doanya ya agar aku berhasil ujian."


8. Tinggalkan maksiat, usahakan sebisa mungkin puasa, perbanyak infaq, terus istiqomah
Nah lho, nah lho... Untuk kita yang masih rawan di hal ini, hati-hati lho ya. Tau maksiat kan? Ga perlu dijelasin dah, tau semua kayaknya. Yang jelas itu harus ditinggalkan. Engga cuma pas mau ujian aja lho, tapi tiap hari. Puasa, infaq, sodaqoh juga jangan lupa. Yang biasanya cuma puasa setahun sekali (pas romadhon) tambahi lagi sunah-sunahnya (senin-kamis, daud, dll). Istiqomah juga jangan lupa.


------------------------------


Nah, itu semua trik dan langkah-langkahnya. Terus, gimana urutan nglakuinnya H-1 sebelum ujian?


- Yang biasanya belajar sampe malem, mending ya tidur aja kalo udah jam 10 malem.


- Kalo takut ga bisa bangun untuk solat malem, minta sodara, ortu, jam weker, alarm HP sebanyak-banyaknya. Memang biasanya untuk pertama kali itu sulit. Tapi kalo udah kebiasaan ya gampang aja.


- Udah bangun pagi buta (jam 2 atau 3 pagi), langsung sikat gigi, wudhu, solat sunah, doa, baca alqur'an, baru belajar. Belajar di pagi hari seger banget lho. Ini kondisi dimana otak dalam keadaan fresh 100%.


- Solat Subuh jangan lupa, mandi juga (masa mau ujian ga mandi?). Kalo pas hari itu ada waktu untuk puasa sunah (misal hari senin / kamis), laksanakan puasa. Berarti pas bangun pagi buta tadi juga sahur sekalian. Waktu bisa diatur lah gimana.


- Minta doa ibu, ayah, kakak, adik, om, tante, pakde, bude, kakek, nenek, tetangga kanan-kiri, teman-teman, orang ketemu di jalan, sopir dll. Minta doa supaya diberi kelancaran dalam menghadapi ujian dan hasil yang optimal.


- READY TO EXAM! Saran
Saran: Ga perlu baca-baca materi lagi kalo udah sampai tempat ujian. Kalo itu dilakukan, apa yg udah dipelajarin pagi-pagi sebelumnya akan lupa dan yang diingat hanya apa yang kita baca beberapa menit sebelum ujian itu.
----------------------------------


Oke, itu aja yang bisa aku share disini. Apa yang ditulis diatas belum penulis semua lakukan. Disini aku bukannya jarkoni, tapi disini aku juga berusaha untuk belajar bersama-sama dan berbagi apa yang aku dapet ilmunya. Maap semuanya ya...


Keberhasilan kita tidak semata-mata karena usaha saja.
“Karena ilmu adalah cahaya, dan hati bagai cermin yang menangkap cahaya.”

Yang Kurang Pas Tentang Sukses

Coba kita ingat lagi apa yang didengungkan di telinga kita sejak kita kecil? Ingat dong gimana orangtua kita menimang-nimang kita? "Cepat besar, kalo sudah besar jadi dokter...".  


Mungkin kita sempat ada yang terbebani dgn tuntutan-tuntutan orang tua? "Masuk IPA, jangan di IPS!". Lalu muncul paradigma kalo engga masuk kelas eksak dianggap tidak pintar.


Walaupun engga semua orangtua kita seperti itu, tapi emang menjadi "beban" yang berat buat kita. Emang hal itu secara 'teori' tidak benar juga. Tapi gimana lagi wong kita sendiri saja juga selalu menganggap bidang-bidang eksak lebih 'eksklusif' dibandingkan bidang-bidang sosial. Padahal kan semua bidang ilmu itu ada plus minusnya.  


Dari sinilah akhirnya banyak keminderan-keminderan yang tercipta karena persepsi awal kita tentang sukses yang agak salah. Maka dari itu mulai sekarang kita samakan persepsi: kita semua pintar. Tergantung potensi kecerdasan mana yang berkembang dgn optimal pada diri kita.  


Mari kita simak beberapa tokoh dan peristiwa yang telah dicontohkan Alloh dalam Al-Qur'an.  


Kawan, pernah denger nama Qarun? Siapa Qarun? Dia adalah saudagar atau lebih tepatnya konglomerat di zaman Nabi Musa as. Kekayaannya aja digambarkan sampai kunci-kunci gudangnya ga kuat dibawa oleh 7 orang yg kuat-kuat! Weiih, wuiiih, waooow.... Kurang kaya apa sih Qarun? Oke, kalo kita cuma menganggap bahwa kesuksesan identik dgn kekayaan, kita ngga pernah deh... bisa setajir Qarun!  


Pernah ngga denger nama Fir'aun? Raja yang cerdas, kuat, sampai-sampai dia PeDe mengaku dirinya Tuhan! Ngga mungkin kan kalo ngga punya kelebihan kekuasaan, kecerdasan, dan pengaruh si Fir'aun PeDe nagku-ngaku jadi Tuhan? Berarti kalo kita menganggap kesuksesan adalah kecerdasan, kekuasaan, jabatan yang tinggi, kontan kita ngga selevel sama si Fir'aun! Hehee...  


Nah, sekarang kita bahas kelanjutan kedua tokoh kita ini. Sampai sekarang, kira-kira ada ngga sih orangtua yang ngasi nama anaknya dgn Qarun atau Fir'aun? Kenapa ngga mau? Padahal kan mereka kesohor dengan kekayaan, kecerdasan, dan kekuasaannya?  


Kenapa orang lebih suka menamai anaknya Ayyub? Yang dalam sejarah para nabi dan rasul diceritakan beliau adalah nabi yang diuji dengan kesusahan yang bertubi-tubi. Atau mengapa mereka lebih senang menamai anak-anaknya dengan Musa? Yang harus menghadapi Fir'aun dan diuber-uber untuk dibunuh? Atau lebih senang menamai anak-anak merekan dengan Yusuf, Ibrahim, Muhammad, atau Zakaria?  


Hmm... mungkin jawaban sebagian besar dari kita adalah: "Terang aja, mereka kan nabi, rosul, orang salih...". Wah, tunggu dulu kawan, jawabannya ngga sesederhana itu! Udah jamak kalo jawabannya cuma gitu. Ada jawaban yg lebih prinsip, yang harus kita ingat seterusnya.  


Kembali ke para tokoh di atas ya...  


Jawabannya adalah TERMINAL AKHIR mereka atau KESUDAHAN SEJARAH mereka! Fir'aun yang tersohor dengan kekuasaannya, kecerdasannya, dan segala kehebatannya, menemui akhir hayatnya dengan terpelanting dari kekuasaannya, tenggelam di laut merah bersama bala tentaranya, dan bahkan ibaratnya lautan pun enggan menerima bangkainya! Jasadnya ditemukan, menjadi bukti dan pelajaran bahwa kekuasaan manusia begitu naif di hadapan Alloh tanpa keimanan.  


Lalu bagaimana dengan Qarun? Ia yang tersohor dengan kekayaannya itu tertelan oleh bumi besera semua kekayaannya! Tenggelam! Mungkin itu sebabnya ya, ada istilah 'harta karun'. Hehee... intermezzo kawan. Akhir hidup yang tragis kan?  


Sedangkan para nabi, rosul, orang-orang yang salih, memilih cerita yang berbeda. Mereka memilih tujuan akhir dalam hidupnya, kesudahan yang penuh keberkahan dan keselamatan. Hal ini karena mereka memiliki tujuan yang pasti dalam hidupnya, misi yang jelas, tetap dalam jalur kebenaran dan kesabaran di sana.  


Yang pengen aku share disini adalah. Sukses tidak hanya berhenti pada definisi kecerdasan, kekayaan, kekuasaan, atau hal duniawi lainnya. Menurutku sukses adalah TERMINAL AKHIR yang akan kita tuju di akhir hayat kita. Pilihan hanya ada dua: surga atau neraka.  


Lalu, apakah kecerdasan, kekayaan, kekuasaan, dan hal duniawi lainnya itu ga penting? Sapa bilang kawan? Itu juga penting, tapi (ada tapinya lho) kembali ke hal yg udah aku bahas di atas. Itu semua bukan menjadi TUJUAN AKHIR (atau istilah modern sekarang kan disebut KESUKSESAN), tapi menjadi JALAN untuk meraih TUJUAN AKHIR itu.  


Sekarang gini aja, apa kita bisa bersedekah, zakat, infaq, sodaqoh kalo kita tidak punya punya uang? Memang sebatas senyum pun juga bagian dari sedekah. Tapi, alangkah mulianya di mata Sang Illahi karena Dia kita bersedekah untuk membantu mereka yg membutuhkan, iya kan? Banyak kisah para sahabat yang membahas tentang kekayaan dan sedekah lho...  


Gimana kecerdasan? Itu juga penting (sebagai jalan ya, ingat!). Masih banyak kawan di sekitar kita, yang masih kurang ilmu (bodoh) ataupun yg belum tau apa itu kebenaran (dalam banyak hal). Tugas bagi orang yang mempunyai kecerdasan kan untuk membagi, membari dakwah, dan ilmunya agar mereka terbebas dari jahiliyah. Ingat kawan, dakwah itu perlu ilmu. Mengajar ilmu dunia (matematika, ekonomi, dll) jg butuh ilmu lho. Pernah denger Alloh akan meningkatkan derajat umatNya yang menuntut ilmu kan... (cek kalo salah ya)  


Nah, bagaiman dengan kekuasaan? Perlu juga kawan. Ini berhubungan dgn pemberi kebijakan bagi kemaslahatan umat. Coba bayangin kalo yang memegang kekuasaan di negeri ini adalah orang jahat yg selalu berbuat keonaran, Indonesia udah kacau! (padahal sekarang aja udah kacau, hehee)  


Nah, berarti udah tau kan? Segala hal yang kita anggap merupakan KESUKSESAN perlu direvisi ulang. Kata-kata hematnya gini: 


DUNIA ADALAH JALAN, AKHIRAT ADALAH KESUKSESAN ------------------------------------------
abcs